Ternyata Dimuseum provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki
koleksi Al Quran tertua di Sultra. Usianya sekitar 300 tahun, dan juga
pernah dipergunakan di mesjid tertua di Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna pada abad XVII masehi.
Al Quran tertua ini menggunakan jenis tulisan Nanshi atau tulisan tangan dengan jenis kertas Dluang, namun hingga saat ini penulisnya belum di ketahui . Pewaris terakhir kitab suci itu adalah Lakimi Batoa yang juga budayawan dari daerah Muna.
Pertama kali dipamerkan di Sultra mulai tahun 1998 setelah Museum Sultra diresmikan oleh Kemendikbud pada era Orde Baru.
Selain mengoleksi Alquran Tertua, Museum Sultra juga memiliki beragam jenis koleksi yang bernilai Islam diantaranya naskah kitab Wolio Bunga Melati dari Kabupaten Buton yang berisikan syair tentang seseorang yang berpesan kepada ummat manusia untuk berbuat kebaikan, syair ini juga disebut Kabanti dari bahasa Wolio, Kabupaten Buton.
Naskah lontara Bajo perkawinan, yang menceritakan tantang syarat-syarat perkawinan dan syarat-syarat seseorang bisa dikawinkan serta nasehat-nasehat perkawinan dari kabupaten Konawe Utara.
Al Quran tertua ini menggunakan jenis tulisan Nanshi atau tulisan tangan dengan jenis kertas Dluang, namun hingga saat ini penulisnya belum di ketahui . Pewaris terakhir kitab suci itu adalah Lakimi Batoa yang juga budayawan dari daerah Muna.
Pertama kali dipamerkan di Sultra mulai tahun 1998 setelah Museum Sultra diresmikan oleh Kemendikbud pada era Orde Baru.
Selain mengoleksi Alquran Tertua, Museum Sultra juga memiliki beragam jenis koleksi yang bernilai Islam diantaranya naskah kitab Wolio Bunga Melati dari Kabupaten Buton yang berisikan syair tentang seseorang yang berpesan kepada ummat manusia untuk berbuat kebaikan, syair ini juga disebut Kabanti dari bahasa Wolio, Kabupaten Buton.
Naskah lontara Bajo perkawinan, yang menceritakan tantang syarat-syarat perkawinan dan syarat-syarat seseorang bisa dikawinkan serta nasehat-nasehat perkawinan dari kabupaten Konawe Utara.
0 komentar:
Posting Komentar